Berita

Kebaya Kerancang

Kebaya Kerancang atau disebut juga Kebaya Encim adalah salah satu kebaya Betawi yang sedang digemari masa kini. Dikenakan oleh perempuan setengah baya, perempuan muda, gadis remaja, atau remaja muda. Kebaya ini pada masa lalu dikombinasi antara bahan lece atau brokat buatan Eropa yang ditutup dengna bordiran sehingga nampak seperti langsung dibordir. Variasi bordiran bermacam-macam. Yang berlobang banyak disebut kerancang.

Kita melihat juga sekarang ada desain kerancang menggunakan komputer. Dengan komputer kerancang lebih cepat tetapi kelemahannya hasil bordirannya agak keras, kasar, dan  kurang sempurna. Kualitasnya sangat jauh jika dibandingkan dengan kerancang tempo dulu.

Kebaya Kerancang aslinya agak pendek meruncing kebagian muka kebaya antara 12 sampai 30 cm dari dasar. Lazimnya disebut kebaya sonday. Bagian bawah lengan kebaya melebar atau lingkarannya 20 cm sampai 35 cm yang disebut tangan kebaya model goeng. Sekarang model tangan goeng itu sebetulnya model tempo dulu yang saat ini kembali digemari dan diminati banyak kalangan.

Saat ini Kebaya Kerancang Betawi sedang berkembang dan mulai dimodifiksai atau dipermoderen dengan menggunakan bahan-bahan organdi, silk, brokat, sutra alam, dan lain-lain. Oleh remaja putri kebaya ini dipakai dengan rok panjang atau celana panjang, tidak dengan kain sarung seperti lazimnya.

Seiring dengan perjalanan waktu, model busana terus berkembang. Bukan hanya pakaian Betawi tapi hampir semua pakaian daerah. Namun yang asli tetap kita upayakan untuk dilestarikan.

Kebaya Kerancang Betawi dikenakan dengan sarung maupun kain panjang yang disarungkan (tidak diwiru). Boleh memakai kain sarung model tumbak, belah ketupat, buket (buketan). Kelengkapan lainnya adalah selendang. Tetapi aslinya tidak memakai selendang. Zaman sekarang kita berfikir akan terasa lebih resmi dan berwibawa bila dilengkapi dengan selendang.

Bahan Kerancang umumnya dibuat dari bahan yang tipis, seperti rubia, paris, voal, brokat, sifon.

Ringkasan Kebaya Kerancang adalah :

  • Kebaya pendek yang meruncing dimuka kebaya antara 12 s/d 30 cm yang disebut sonday
  • Tangan kebaya lebih lebar dari kebaya biasa, dengan lingkaran antara 20 s/d 35 cm
  • Memakai kain sarung model pucuk rebung, model buket, kain pagi sore (kain panjang yang disarungkan).
  • Perhiasan peniti rante, peniti cangkrang, peniti uang logam, peniti tak; bisa memakai kalung (liontin atau kalung tebar).
  • Perhiasan telinga memakai giwang atau anting aer seketel atau giwang asur.

a. Bentuk /Desain
Bentuk dan Kelengkapan Kebaya Kerancang terdiri dari :

  1. Bahan kebaya dibordir kerancang dengan motif kembang pada bagian bawah kebaya dan pada
    pergelangan tangan.
  2. Hiasan rambut dapat menggunakan sanggul dengan model Konde Bunder atau model lain yang
    disesuaikan dengan pemakainya.
  3. Menggunakan kain sarung batik Betawi dengan kepala kain bermotif tumpal, tombak, buket
    dan sebagainya.
  4. Alas kaki selop tutup.
  5. Perhiasan yang dikenakan, antara lain : peniti rante susun tiga, anting air seketel atau giwang
    asur, gelang listering atau gelang ular, cincin bermata dan kalung tebar. Keserasian menjadi
    unsur penting bagi pemakaiannya.

b. Filosofi/Makna
Sebagai perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan yang mengikuti
kearifan, aturan dan tuntunan leluhur.
Tujuannya untuk memelihara keanggunan dan kehormatan perempuan.

c. Fungsi dan Penggunaan
Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri
pariwisata, sekolah dan berbagai acara seremonial, obyek dan atraksi pariwisata serta pentas seni
budaya

Baju Sadaria

Baju Sadaria cocoknya atau khasnya dengan memakai celana panjang batik yang modelnya agak longgar, tetapi dapat juga memakai celana pantalon. Pakaian ini biasanya dibuat dari bahan katun dan juga sutra yang modelnya berkrah tinggi yang lebarnya 3 atau 4 cm berkancing sampai bawah dan berkantong dua buah di kiri kanan bawah.

Kadang-kadang memakai belahan di sisi kanan kiri bawah supaya agak bebas atau tidak ketat di bagian bawah. Biasanya belahan dibuat ± 15 cm. Sekarang Sadaria dibuat dengan bermacam-macam variasi yaitu bordiran di krah, di tengah-tengah atau kanan dan kiri. Bahan yang digunakan bermacam-macam, misalnya darai linen/katun, sutera alam, dan lain-lain.

Baju Sadaria dilengkapi dengan kain sarung yang dilipat dan diletakkan di bahu (dinamakan cukin), memakai peci (kopiyah) hitam polos, dan memakai alas kaki selop terompah.  Pakaian ini dilengkapi dengan akserori seperti cincin batu-batuan dan gelang bahar.

Ringkasan Baju Sadaria adalah :

  • Kemeja berkrah tinggi 3 atau 4 cm
  • Berkancing sampai bawah
  • Berkantong
  • Boleh memakai belahan samping kanan dan kiri ± 15 cm
  • Bahan aslinya terbuat dari katun, sedangkan bahan lainnya adalah sutera, sutera alam linen.
  • Boleh divariasikan dengan bordiran
  • Stelan bawahan celana panjang batik atau celan pantaloon
  • Memakai alas kaki berupa slop trompa

Pada awalnya Baju Sadaria dipakai sebagai pakaian sehari-hari, khususnya pada acara keagamaan, namun sekarang dipakai pada pelbagai acara. Tidak ada makna filosofis di dalamnya. Hanya saja ada fungsi yang sangat khusus dari kain plekat (kotak-kotak) yang dijadikan cukin. Kain itu multi fungsi, antara lain dapat digunakan untuk sarung jika ingin sembahyang; digunakan untuk sajadah; digunakan sebagai alat atau senjata jika berhadapan dengan perampok atau begal yang ingin berbuat jahat di tengah hutan/jalan.


a. Bentuk/Desain

Bentuk dan Kelengkapan Baju Sadaria terdiri dari :

  1. Baju longgar berleher tertutup (kerah Sanghai) lengan panjang dengan dua kantong tempel di
    bagian depan bawah baju.
  2. Kopiah hitam polos sebagai penutup kepala (tinggi disesuaikan).
  3. Kain sarung plekat terlipat rapi digunakan di leher.
  4. Celana bahan warna gelap dengan sepatu pantofel atau celana komprang bermotif batik dengan
    sandal terompah.

b. Filosofi/Makna :

Sebagai identitas lelaki rendah hati, sopan, dinamis dan berwibawa.

c. Fungsi dan Penggunaan :

Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawan berbagai kantor pemerintah dan swasta, sekolah dan berbagai acara seremonial, atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.