Berita

Replika Kampung Betawi

Sebuah Pulau (disebut juga zona C), dibuat tahun 2010 dengan luas + 3,3 ha dan terletak ditengah-tengah Setu Babakan sebelah Selatan. Di pulau tersebut dibangun Replika Kampung Betawi tempo dulu yang dibagi menjadi 3 bagian: Betawi Pesisir, Betawi Tengah dan Betawi Pinggir.

Di masing-masing bagian dibangun Rumah maupun bangunan lain (pendukung) yang disesuaikan dengan karakter/ciri masing-masing wilayah. Misalnya di Betawi Pesisir rumahnya berbentuk Panggung, sementara di bagian lain rumah Teras dengan ketinggian + 50 cm.

Selain bangunan, pulau tersebut juga akan dilengkapi dengan tanaman khas Betawi.

Embrio Perkampungan Budaya Betawi

Perkampungan Budaya Betawi adalah lokasi cikal bakal dibangunnya Pusat Budaya Betawi. Pada tanggal 15 September tahun 2000 dilakukan Peletakan Batu Pertama oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta waktu itu, Bpk. Sutiyoso dan juga tokoh-tokoh Betawi.

Luas lahan yang digunakan saat itu sekitar + 4000 m2. Pada saat itu dibangun 4 bangunan; Panggung Teater Terbuka, Wisma Betawi dan Rumah Adat Betawi, serta Pintu Gerbang Bang Pitung 1.

Kemudian diresmikan penggunaan awal Perkampungan Budaya Betawi (Zona Embrio) pada tanggal 20 Januari 2001.

Beberapa waktu kemudian dibangun juga Kantor Pengelola Perkampungan Budaya Betawi, Musholla dan Gallery yang sekarang difungsikan sebagai Ruang Rapat.

Sangat disayangkan bahwa panggung terbuka sudah dibongkar karena lahannya digunakan oleh pemiliknya. 

Rumah Adat Betawi

Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Sejak masa prasejarah hingga abad milenial sekarang ini, rumah menjadi kebutuhan utama. Maka etnik yang mendiami Nusantara ini membangun rumah dengan kearifan yang ada pada mereka. Etnik Betawi sebagai etnik inti Kota Jakarta pun mendirikan rumah dengan arsitektural tradisional yang tumbuh dan bertahan sampai sekarang.

Rumah sebagai tempat tinggal ditata sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan serasi, harmonis dan mendukung kelestarian lingkungan. Berkaitan dengan itu, ruangan ditata secara tepat guna mencerminkan kepribadian pemiliknya. Halaman rumah selalu dijaga kebersihannya dan agar terasa teduh maka ditanami berbagai pepohonan.

Di bawah ini merupakan jenis arsitektur rumah tradisional yang ada pada masyarakat Betawi :

 

Rumah Makan Betawi

Saat ini bangunan RMB (Rumah Makan Betawi) yang juga berada di zona A Perkampungan Budaya Betawi belum berfungsi maksimal. Biasanya di hari Sabtu dan Minggu bisa didapati makanan/minuman khas Betawi, seperti; Laksa, Toge Rebus, Soto Betawi, Kerak Telor, Es Selendang Mayang, kue-kue Betawi.

RMB juga bisa menyiapkan masakan Betawi lainnya (dengan kesepakatan/perjanjian), jika ada masyarakat/pengunjung yang akan mengadakan kegiatan atau kunjungan pelajar dari berbagai daerah di Indonesia.

Masjid Berarsitektur Betawi

Di Perkampungan Budaya Betawi dapat dijumpai Masjid berarsitektur khas Betawi yaitu Masjid Raya Baitul Makmur yang  terletak di RT 001 RW 007 Kelurahan Srengseng Sawah.

Awalnya masjid tersebut wakaf dari masyarakat, dengan luas sekitar 900 meter persegi. Kemudian sekitar tahun 2002 Pemda Provinsi DKI Jakarta (Dinas Kebudayaan) menambahkan luas sekitar 1.000 meter persegi dan membangun ulang masjid tersebut.

Masjid ini menerapkan arsitektur klasik dengan menggunakan dominasi kayu pada bangunannya. Serambi khas ala Betawi serta ornamen yang membalut masjid ini juga khas sekali dengan kebudayaan Betawi.

Selain memiliki taman-taman di pekarangannya, masjid ini dikelilingi pepohonan rindang yang angin semilirnya membuat orang yang berkunjung betah berlama-lama di masjid ini.

Tak heran jika masjid yang berada di sebelah Timur Setu Babakan ini menjadi kebanggaan warga Betawi

Museum Betawi

Seperti di pusat-pusat budaya di luar negeri, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan juga dilengkapi Museum Betawi yang berada di Zona A. Museum ini terdiri dari dua lantai dan saat ini memberi kesempatan pengunjung untuk melihat beberapa benda-benda tempo dulu maupun replika yang pernah digunakan masyarakat Betawi.

Lukisan, benda-benda antik, dan hasil produk budaya Betawi lainnya juga dipamerkan di museum ini, antara lain; alat musik, perabot rumah tangga, alat kerja, transportasi, lukisan tokoh/budayawan Betawi, dll

Lukisan-lukisan wajah aktor lawas Betawi Benyamin Sueb, komposer Ismail Marzuki, dan beberapa tokoh ternama Betawi lainnya terpampang di dalam museum. Benda-benda antik yang dipamerkan antara lain senjata pusaka, alat musik klasik Betawi, batik Betawi, hingga sepeda ontel. Semua membawa memori para pengunjung ke masa Betawi Tempo Doeloe.

Betawi dari A sampai Z, rasanya tersedia di sini. Dari seni tradisi, kuliner, hingga adat-istiadat Betawi juga diabadikan. Untuk kedepannya, Museum akan dilengkapi dengan artefak maupun benda-benda tempo dulu yang dapat menceritakan proses peradaban dan perkembangan komunitas kaum Betawi.

 

Amfiteater

Amfiteater atau amphiteater adalah sebuah arena terbuka yang digunakan untuk pertunjukan hiburan, pertunjukan seni maupun kegiatan lainnya.

Terletak di Zona A Perkampungan Budaya Betawi, fasilitas Amfiteater ini dipergunakan sebagai tempat pergelaran seni budaya Betawi, dengan kapasitas penonton sekitar 600 orang. Amfiteater ini berada di tengah bangunan ruang pertunjukan lengkap dengan tempat duduk penonton berbentuk tribun yang mengelilingi setengah panggung utama dengan kolam ikan di tepiannya.

Di tempat ini biasanya diadakan pergelaran reguler setiap hari Minggu mulai pukul 14.00 wib s/d 17.00 WIB. Di waktu tertentu bisa juga diadakan hiburan Betawi atau acara ke-Betawian lainnya.

Jika pertunjukan diadakan pada malam hari pastinya akan lebih menarik lagi karena didukung oleh lampu panggung yang cukup memukau.