
Penanda utama dari Lenong Denes terletak pada kata denes, yang artinya resmi. Resmi atau keresmian yang dimaksud terletak pada penggunaan properti, kostum, dan bahasa yang formal. Oleh karena itu, pertunjukan Lenong Denes, jauh berbeda dengan pertunjukan Lenong Preman. Lenong Denes merupakan turunan dari pertunjukan Komedi Bangsawan atau Komedi Stambul yang membawakan cerita-cerita kerajaan dengan dukungan properti dan kostum yang mewah.
Lenong Denes menyajikan cerita-cerita kerajaan dalam pementasannya, antara lain: Indra Bangsawan, Jula-Juli Bintang Tujuh, dan saduran dari Cerita 1001 Malam. Pementasan Lenong Denes menggunakan bahasa Melayu tinggi. Contoh kata-kata yang sering digunakan antara lain: tuanku, paduka, baginda, kakanda, adinda, beliau, daulat tuanku, syahdan, hamba. Dialog dalam Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan. Adegan-adegan perkelahian dalam Lenong Denes tidak menampilkan silat, tetapi tinju, gulat, dan anggar (pedang).